Teknik Laboratorium P.Bio 15
Selasa, 22 Desember 2015
Selasa, 06 Oktober 2015
Vidio Animasi Keamanan Laboratotium Kimia
Destilasi, Kromatografi dan Ekstrasi
DESTILASI
Destilasi adalah proses yang telah
digunakan oleh manusia selama ribuan tahun yang lalu. Proses ini diyakini
pertama kali digunakan oleh ahli kimia Arab untuk memisahkan parfum. Hari ini,
destilasi memainkan peran penting dalam kimia organik. Kimiawan dapat mengidentifikasi
dan memurnikan senyawa organik dengan menggunakan metode destilasi.
Proses Destilasi
Bagaimana proses penyulingan
dilakukan? Proses ini melibatkan pemanasan cairan sampai mendidih sehingga
memaksa komponen untuk memisahkan. Idenya adalah bahwa senyawa yang berbeda
dalam campuran cairan memiliki titik didih yang berbeda. Sebuah tingkat panas
tertentu akan digunakan untuk membawa satu senyawa ke titik didihnya sampai
berubah menjadi fase gas. Titik didih adalah suhu tertentu panas ketika telah
dicapai, yang akan membuat cairan mendidih.
Cairan dalam bentuk gas akan
mengembun kembali ke keadaan semula. Proses ini diulang sampai semua senyawa
dalam campuran dipisahkan. Ide destilasi adalah untuk membagi senyawa dari
bahan non-volatile atau kurang stabil. Umumnya, destilasi digunakan untuk
memisahkan campuran cair. Namun, hal itu juga dapat diterapkan untuk gas dengan
membalikkan proses. Pencairan gas dimungkinkan melalui perubahan suhu dan
tekanan.
Ada banyak kegunaan dari penyulingan
terutama pada proses komersial. Produk industri utama seperti bensin,
penyulingan air, xylene, minyak tanah, parafin, alkohol dll. Hanya beberapa
yang menggunakan proses destilasi. Destilasi memiliki empat kelompok utama
dalam hal penerapannya. Empat kelompok yang dikenal sebagai skala laboratorium,
destilasi industri, parfum atau destilasi obat, dan pengolahan makanan.
Ada perbedaan antara skala
laboratorium dan destilasi industri. Perbedaannya adalah bahwa skala
laboratorium dilakukan dalam kumpulan (batch) sementara destilasi industri
dilakukan terus-menerus. Destilasi batch ditandai dengan masih disertakan
dengan campuran makanan. Proses ini disiapkan dalam batch. Fraksi komponen
terpisah dikumpulkan satu demi satu dari yang paling stabil menjadi kurang
stabil. Fraksi non-volatile yang dikeluarkan pada akhir proses.
Destilasi kontinyu dianggap memiliki
kontrol yang lebih baik dari proses pemisahan dibandingkan dengan destilasi
batch. Proses destilasi ini melibatkan menjaga bahan sumber, uap, dan distilat
pada komposisi konstan. Hal ini dimungkinkan oleh kecermatan pengisian bahan
sumber. Fraksi dari kedua uap dan cairan dalam sistem dihapus kemudian.
KROMATOGRAFI
Kromatografi adalah suatu teknik
pemisahan molekul
berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk
memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan. Molekul yang
terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam.
Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak
lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam
tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom.
Kromatografi dapat dibedakan atas
berbagai macam tergantung pada pengelompokannya. Contoh pada mekanisme
pemisahannya berdasarkan pada alat yang digunakan, kromatografi dibedakan
menjadi :
a.
Kromatografi lapis tipis
b.
Kromatografi penukar ion
c.
Kromatografi Penyaringan Gel
d.
Kromatografi Elektroforesis
e.
Kromatografi kertas
f.
Kromatografi gas
Berikut ini
meruapakan penjelasa lengkap mengenai macam-macam kromatografi :
1. Kromatografi
Lapis Tipis
Yaitu
kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau alumunium yang dilapisi dengan
lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya. Kromatografi
lapis tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada pemisahan dengan
kromatografi.
2. Kromatografi
Penyaringan Gel
Merupakan
proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi dekstran-molekul
polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang. Bahan ini dapat menyerap air
dan membentuk susunan seperti saringan yang dapat memisahkan molekul-molekul
berdasarkan ukurannya. Molekul dengan berat antara 100 sampai beberapa juta
dapat dipekatkan dan dipisahkan. Kromatografi permeasi gel merupakan teknik
serupa yang menggunakan polistirena yang berguna untuk pemisahan polimer.
3. Kromatografi
Elektroforesis
Merupakan
kromatografi yang diberi medan listrik disisinya dan tegak lurus aliran fasa
gerak. Senyawa bermuatan positif akan menuju ke katode dan anion menuju ke
anoda. Sedangkan kecepatan gerak tergantung pada besarnya muatan.
4. Kromatografi
Kertas
Kromatografi kertas merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan
distribusi suatu senyawa pada dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak.
Pemisahan sederhana suatu campuran senyawa dapat dilakukan dengan kromatografi
kertas, prosesnya dikenal sebagai analisis kapiler dimana lembaran kertas berfungsi
sebagai pengganti kolom.
Kromatografi kertas adalah salah satu pengembangan dari kromatografi
partisi yang menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fasa diam. Oleh
karena itu disebut kromatografi kertas. Sebagai fasa diam adalah air yang
teradsorpsi pada kertas dan sebagai larutan pengembang biasanya pelarut organik
yang telah dijenuhkan dengan air.
Dalam kromatografi kertas fasa diam didukung oleh suatu zat padat berupa
bubuk selulosa. Fasa diam merupakan zat cair yaitu molekul H2O yang teradsorpsi
dalam selulosa kertas.fasa gerak berupa campuran pelarut yang akan mendorong
senyawa untuk bergerak disepanjang kolom kapiler. Analisis kualitatif
menggunakan kromatografi kertas dilakukan dengan cara membandingkan harga
relative response factor (Rf). Nilai Rf identik dengan time retention (tR) atau
volume retention (VR).
Nilai Rf dapat ditentukan dengan cara:
Nilai Rf dapat ditentukan dengan cara:
Rf = jarak yang ditempuh noda jarak yang ditempuh pelarut.
Harga Rf zat baku dapat diidentifikasikan komponen campuran, karena harga
besaran ini bersifat khas untuk setiap zat asal digunakan jenis pengembang yang
sama. Kadang-kadang pemisahan dalam satu arah belum memberikan hasil yang
memuaskan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, dapat dipakai cara
kromatografi kertas dua dimensi, yang mana letak kertas diubah sehingga arah
pemisahan juga berubah.
Secara umum kromatografi kertas dilakukan dengan menotolkan larutan yang
berisi sejumlah komponen pada jarak 0,5 sampai 1cm dari tepi kertas. Setelah
penetesan larutan pada kertas, maka bagian bawah kertas dicelupkan dalam
larutan pengambang(developing solution). Larutan ini umumnya terdiri atas
campuran beberapa pelarut organik yang telah dijenuhkan dengan air.
5. Kromatografi
Gas
Campuran gas dapat dipisahkan dengan kromatografi gas. Fasa stationer dapat
berupa padatan (kromatografi gas-padat) atau cairan (kromatografi gas-cair).
Umumnya, untuk kromatografi gas-padat, sejumlah kecil padatan inert misalnya karbon teraktivasi, alumina teraktivasi, silika gel atau saringan molekular diisikan ke dalam tabung logam gulung yang panjang (2-10 m) dan tipis. Fasa mobil adalah gas semacam hidrogen, nitrogen atau argon dan disebut gas pembawa. Pemisahan gas bertitik didih rendah seperti oksigen, karbon monoksida dan karbon dioksida dimungkinkan dengan teknik ini.
Umumnya, untuk kromatografi gas-padat, sejumlah kecil padatan inert misalnya karbon teraktivasi, alumina teraktivasi, silika gel atau saringan molekular diisikan ke dalam tabung logam gulung yang panjang (2-10 m) dan tipis. Fasa mobil adalah gas semacam hidrogen, nitrogen atau argon dan disebut gas pembawa. Pemisahan gas bertitik didih rendah seperti oksigen, karbon monoksida dan karbon dioksida dimungkinkan dengan teknik ini.
Dalam kasus kromatografi gas-cair, ester seperti ftalil dodesilsulfat yang
diadsorbsi di permukaan alumina teraktivasi, silika gel atau penyaring
molekular, digunakan sebagai fasa diam dan diisikan ke dalam kolom. Campuran
senyawa yang mudah menguap dicampur dengan gas pembawa disuntikkan ke dalam
kolom, dan setiap senyawa akan dipartisi antara fasa gas (mobil) dan fasa cair
(diam) mengikuti hukum partisi. Senyawa yang kurang larut dalam fasa diam akan
keluar lebih dahulu
Metoda ini khususnya sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah
menguap seperti hidrokarbon dan ester. Analisis minyak mentah dan minyak atsiri
dalam buah telah dengan sukses dilakukan dengan teknik ini.
EKSTRAKSI
Merupakan suatu proses
penarikan senyawa dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan lain-lain dengan menggunakan
pelarut tertentu. Ekstraksi bisa dilakukan dengan berbagai metode yang sesuai
dengan sifat dan tujuan ekstraksi. Pada proses ekstraksi dapat digunakan sampel
dalam keadaan segar atau yang telah dikeringkan, tergantung pada sifat tumbuhan
dan senyawa yang akan diisolasi. Penggunaan sampel segar lebih disukai karena
penetrasi pelarut yang dig selama penyarian kedalam membran sel tumbuhan secara
difusi akan berlangsung lebih cepat, selain itu juga mengurangi kemungkinan
terbentuknya polimer berupa resin atau artefak lain yang dapat terbentuk selama
proses pengeringan. Penggunaan sampel kering dapat mengurangi kadar air didalam
sampel sehingga mencegah kemungkinan rusaknya senyawa akibat aktivitas anti
mikroba.
Beberapa macam metode
Ekstraksi :
A.
Maserasi
Maserasi merupakan
proses penyarian yang sederhana yaitu dengan cara merendam sampel dalam pelarut
yang sesuai selama 3×5 hari.
B.
Sokletasi
Sokletasi adalah metode penyarian secara berulang- ulang senyawa bahan alam
dengan menggunakan alat soklet. Sokletasi merupakan teknik penyarian dengan
pelarut organik menggunakan alat soklet. Pada cara ini pelarut dan sampel
ditempatkan secara terpisah.
C.
Perkolasi
Merupakan teknik
penyarian dengan pelarut organik yang sesuai secara lambat menggunakan alat
perkolator.
D.
Digestasi
Digestasi adalah proses
penyarian yang sama seperti maserasi dengan menggunakan pemanasan pada suhu
30-40oC. Metoda ini digunakan untuk simplisia yang tersari baik pada suhu biasa.
E.
Infusa
Infusa adalah sediaan
cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90oC
selama 15 menit, kecuali dinyatakan lain, dilakukan dengan cara sebagai berikut
: simplisia dengan derajat kehalusan tertentu dimasukkan kedalam panci dan
ditambahkan air secukupnya, panaskan diatas penangas air selama 15 menit,
dihitung mulai suhu 90oC sambil sesekali diaduk, serkai selagi panas melalui
kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas sehingga diperoleh
volume infus yang dikehendaki.
F.
Dekokta
Proses penyarian dengan
metoda ini hampir sama dengan infus, perbedaanya terletak pada lamanya waktu
pemanasan yang digunakan. Dekokta membutuhkan waktu pemanasan yang lebih lama
dibanding metoda infus, yaitu 30 menit dihitung setelah suhu mencapai 90oC.
Metoda ini jarang digunakan karena proses penyarian kurang sempurna dan tidak
dapat digunakan untuk mengekstraksi senyawa yang termolabil.
G.
Fraksinasi
Fraksinasi merupakan
teknik pemisahan atau pengelompokan kandungan kimia ekstrak berdasarkan
kepolaran. Pada proses fraksinasi digunakan dua pelarut yang tidak bercampur
dan memiliki tingkat kepolaran yang berbeda
Rabu, 16 September 2015
Material Safety Data Sheet (MSDS)
MSDS atau dalam bahasa kita dikenal
dengan ‘Informasi Data Keamanan Bahan’ merupakan informasi mengenai cara
pengendalian bahan kimia berbahaya (B3), bisa diartikan juga lembar keselamatan
bahan.
Informasi MSDS ini berisi tentang uraian umum
bahan, sifat fisik dan kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan hingga pengelolaan
bahan buangan.
Mengapa kita harus mengetahui dan menerapkan MSDS ?
Pada prinsipnya agar kita tetap terjaga kesehatan dan
keselamatan pada waktu bekerja menggunakan bahan kimia. Selain itu fungsi MSDS
adalah agar :
1. Mengetahui
potensi bahan kimia
2. Menerapkan
teknologi pengendalian dalam melindungi pekerja
3. Mengembangkan
rencana pengelolaan bahan kimia di tempat kerja
4. Merencanakan
pelatihan pada pekerja yang langsung kontak dengan B3
A. Asam Nitrat (HNO3)
KOMPOSISI BAHAN
Bahan yang dimaksut adalah HNO65% ekstra murni
dimana komposisi zat-zat pengotor yang terkandung didalamnya juga berada dalam
konsentrasi yang sangat rendah. Sebagimana data dibawah ini :
Assay (alkalimetri):64.3 – 66.4 %
Chlorida (Cl):≤ 0.0003 %
Nitrogen oxida (as N2O3):≤
0.003 %
Sulphat (SO4):≤ 0.001 %
Logam berat (seperti Pb):≤ 0.0005 %
As (Arsenic):≤ 0.0001 %
Ca (Kalsium):≤ 0.001 %
Fe (Besi):≤ 0.0004 %
NH4 (Ammonium):≤ 0.001 %
Residu terlarut:≤ 0.01 %
SIFAT:
1. Sifat Fisika
- Bentuk: Cair
- Warna: Tidak Berwarna
- Bau: Pedih
- Titik Lebur : -32 °C
- Titik Didih/Rentang Didih: 121 °C
- Tekanan Uap:9,4hPa(20°C)
- Densitas: 1.39 g/cm3 (20°C)
- Kelarutan dalam air : Pada 20 °C Larut
- Berat Molekul: 63,012 g/mol
- pH: < 1 (20°C)
- Massa relative: Mr :63,012 g/mol
2. Sifat kimia
Asam nitrat tidak stabil terhadap panas dan
matahari dan akan terurai sebagai berikut :
- 2HNO3 + ½O2 →2NO3 + H2O
- Larutan asan nitrat pekat berwarna kuning yang berasal dari warna NO2 terlarut. Untuk mengurangi penguraian asam nitrat ini, maka asam nitrat disimpan dalam botol berwarna coklat
- Di dalam
larutan pekatnya, asam nitrat mengalami ionisasi :
2HNO3 + H2O → NO+ + NO3–+ 2H2O - Asam nitrat
dalam larutan asamnya adalah asam kuat. Hal ini disebabkan karena besarnya
muatan positif pada atom N sehingga elektron OH– tertarik kuat,
akibatnya atom H menjadi mudah lepas.
HNO3 + H2O →H3O+ + NO3–
PENANGANAN:
1. Tindakan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K)
- Setelah terhirup uap dari bahan , maka segera hirup udara segar. Kemudian segera minta bantuan dokter.
- Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan air dalam jumlah banyak untuk menghindari terjadinya dampak sistemik yang ditimbulkan oleh bahan. Oles dengan polyethylene glycol400. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan kemudian segera minta bantuan dokter.
- Setelah kontak pada mata, bilaslah dengan air yang banyak. Pada kondisi tumpahan yang tidak ditangani segera dapat mengakibatkan kebutaan. Segera hubungi dokter mata.
- Setelah tertelan segera beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas) dan hidari muntah (resiko perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan mencoba menetralisir.
2. Penaggulangan Kebakaran:
Apabila terjadi kebakaran adalah sangat
penting untuk menggunakan alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan situasi dan
kondisi lokasi dan lingkungan sekeliling. Saat terjadi kebakaran api ambient
dapat melepaskan uap yang sangat berbahaya sebingga petugas pemadam kebakaran
harus dilengkapi dengan alat bantu pernapasan dan alat pelindung lain untuk
menghindari dampak sampingan yang tidak diinginkan.
Sifat oksidator dari bahan ini dapat
memperhebat api karena kemampuanya menghasilkan oksigen pda proses reaksinya.
Cara penanggulangnan yang paling efektif adalah dengan mengisolasi daerah
terbakar. Dan mendinginkan container sehingga api tidak merambat ke tempat
lain.
3. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
Tindakan pencegahan pribadi, disarankan untuk
menghindari kontak langsung dengan tubuh karena bahan ini bereaksi cepat dengan
kulit dan dapat menyebapkan luka bakar yang parah. Jangan menghirup uap-uap
aerosol karena pengaruh yang akut terhadap pernapasan sehingga penting untuk bekerja
di ruang asam atau ruangan dengan fentilasi yang memadai.
Tindakan pencegahan untuk melindungi
lingkungan. Jangan membuang bahan ke saluran pembuangan karena sifat asamnya
dapat menyebapkan rusaknya ekosisten air.
Dalam metode pembersihan dapat digunakan bahan
penyerap cairan dan penetral seperti chemizorb, merck art No. 101595 dan lain
sebagainya. Setelah bahan diserap kemudian dapat diteruskan ke pembuangan.
B. SODIUM HYDROXIDE (NaOH)
KOMPOSISI
sodium carbonate (<3%)
sodium hydroxide (95-100%)
sodium hydroxide (95-100%)
SIFAT:
1. Sifat Fisika
- Rumus molekul: NaOH
- Massa molar: 39.99711 g/mol mol
- Penampilan : putih solid, hidroskopis
- Kepadatan : 2.13 g/cm 3
- Titik lebur: 318 °C, 591 K, 604 °F
- Titik didih : 1388 °C, 1661 K, 2530 °F
- Kelarutan dalam air: 1110 g/L (20 °
- Kelarutan dalam etanol: 139 g/L
- Kelarutan dalam metanol : 238 g/L
- Kelarutan dalam gliserol : Larut
- Keasaman (p K a) : ~13
- Data fisik ditampilkan untuk solusi 5% natrium hidroksida
- Penampilan: Jelas, solusi tidak berwarna.
- Bau: Tidak berbau.
- Kelarutan: Larut dalam air.
- Kepadatan: 5% larutan: 1,05
- pH : 14.0
- % Volatil dengan volume @ 21C (70F) : informasi tidak ditemukan
2. Sifat Kimia:
NaOH berwarna putih atau praktis putih,
berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras,
rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat
menyerap karbondioksida dan lembab. mudah larut dalam air dan dalam etanol
tetapi tidak larut dalam eter.
NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam
air, NaOH murni merupakan padatan berwarna putih. Senyawa ini sangat mudah
terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida.
PENANGANAN:
1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
- Mata:
Dalam kasus kontak, siram mata segera dengan
banyak air selama minimal 15 menit. Mendapatkan bantuan medis dengan segera.
- Kulit:
Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan
banyak air sekurang-kurangnya 15 menit saat mengeluarkan pakaian dan sepatu
yang terkontaminasi. Mendapatkan bantuan medis dengan segera. Cuci pakaian
sebelum digunakan kembali.
- Tertelan:
Jika tertelan, jangan dimuntahkan. Mendapatkan
bantuan medis dengan segera. Jika korban sepenuhnya sadar, berikan satu mangkuk
air. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak
sadar.
- Terhirup:
Jika dihirup, lepaskan ke udara segar. Jika
tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen. Dapatkan bantuan medis.
3. Tindakan Melawan Kebakaran:
3. Tindakan Melawan Kebakaran:
- Informasi Umum : Seperti api apapun, pakai alat bernafas dan peralatan pelindung penuh. Gunakan semprotan air untuk menjaga api tak berkembang. Gunakan air dengan hati-hati dan dalam jumlah sangat banyak. Kontak dengan kelembaban atau air dapat menghasilkan panas yang cukup untuk menyalakan bahan mudah terbakar di dekatnya. Kontak dengan logam dapat berkembang menjadi hidrogen gas yang mudah terbakar.
- Media Pemadaman : Zat adalah noncombustible, penggunaan agen yang paling tepat untuk memadamkan api di sekitarnya.
4. Tindakan Pelepasan Darurat
Buka Ventilasi di area terjadi kebocoran atau
tumpahan.Jauhkan orang dari daerah tumpahan. Pakailah pelindung peralatan
pribadi yang sesuai . Mengemas lagi cairan bila memungkinkan. Jangan membuang
residu kaustik ke saluran pembuangan. Residu dari tumpahan dapat diencerkan
dengan air, dinetralkan dengan cairan asam seperti asetat, klorida atau sulfat.
C. Ethanol (C2H5OH)
KOMPOSISI BAHAN
Ethanol
SIFAT:
1. Sifat Fisika Kimia
- Bentuk fisik: air
- Bau: khas alkohol
- Warna : tak berwarna
- Titik didih: > 760C (168,80F)
- Titik baku: -113,840C (-172,90F)
- Masa jenis : 0,789 – 0,806
- Densitas: 1,59 – 1,62
- Tingkat penguapan: 1,7
- Lof Kw: < 1 (-0,32)
- Solubilitas / kelarutan: larut dalam air dingin
PENANGANAN:
1. Pertolongan pertama pada kecelakaan
- Mata:
bilas segera dengan air banyak minimal 15
menit cari pertolongan medis jika terjadi iritasi
- Kulit:
bilas segera dengan air yang banyak, pisahkan
pakaian dan sepatu yang terkontaminasi, cuci pakaian sebelum digunakan kembali,
bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali, jika iritasi berlanjut segera cari
pertolongan medis
- Pernapasan:
pindahkan ke tempat yang berudara segar cari
pertolongan medis
- Pencernaan:
jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut korban
yang pingsan, jika bahan ini tertelan dalam jumlah banyak segera cari
pertolongan medis.
2. Pemadaman kebakaran
- Mudah terbakar pada fase cair dan uap
- Titik nyala : 11-140C (51,8-57,20F)
- Batas mudah terbakar : lebih rendah > 1,3%
- Produk pembakaran korban oksida (CO2 dan CO)
- Bahaya ledakan / kebakaran yang tidak biasa : uap dapat menyebabkan percikan api, membuang bahan ke saluran pembuangan dapat menyebabkan bahaya ledakan.
- Instruksi pemadam kebakaran
- Api kecil: gunakan bahan kimia kering
- Api besar: jangan memadamkan api ketika api terkena bahan, menjauh dari area dan biarkan kebakaran terjadi
- Pakaian pelindung pemadam kebakaran harus memakai pakaian pelindung serta pelindung alat pernapasan yang sesuai.
3. Tindakan penyelamatan kecelakaan
Jika terjadi kebocoran segera hubungi bagian
penyelamatan darurat, mengurangi sumber penyalaan hentikan kebocoran jika tidak
ada resiko gunakan APD
4. Penanganan dan Penyimpanan
- Penangganan:
Jaga agar wadah selalu tertutup gunakan
ventilasi yang memadai, hindarkan dari panas dan nyala api mematikan
- Penyimpanan:
Simpat di tempat terpisah jaga agar wadah
tetap dingin dalam area yang berventilasi, wadah harus tertutup dan bersegel
sampai bahan siap digunakan, hindarkan dari sumber penyalaan.
D. Asam klorida (HCl)
KOMPOSISI BAHAN
Bahan 36% berat CAS No.7647-01-0
Batas pemaparan : 5ppm ( 7,5 mg/m3 ) ( TLV-C )
SIFAT:
- Bentuk: Cair
- Bau: menyengat
- Warna: Bening sampai agak kekuningan
- Massa jenis : 2.13
- Titik didih: 85 oC
- Titik lebur : -20oC
- Tekanan uap (20oC: 20 mbar
- Kelarutan dalam Air (20 oC): terlarut 82,3 g/ 100 m
- pH (20 oC) : 1
PENANGANAN:
1. Tindakan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan
- Mata : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menit
- Kulit : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi.
- Tertelan : Bila sadar, beri minum 1 – 2 gelas untuk pengenceran. Hindari pemanis buatan.
- Terhirup : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan pernafasan buatan atau oksigen korban segera bawa ke dokter.
2. Tindakan Penanggulangan Kebakaran
- Pemadaman api:
Dapat dilakukan dengan pemadam api biasa.
Wadah yang terpapar panas dapat di semprot dengan air agar dingin, tetapi air
tidak boleh masuk ke dalam wadah.
- Bahaya khusus :
Bila kontak dengan logam akan menghasilkan gas
hydrogen yang mudah terbakar
- Instruksi pemadam api:
Dapat dilakukan dengan pemadam api
biasa. Wadah yang terpapar panas dapat disemprot dengan air agar dingin tetapi
air tidak boleh masuk ke dalam wadah. Pakailah pakaian pelindung diri dan alat
pelindung pernafasan.
3. Tindakan Terhadap Tumpahan Dan Kebocoran
- Tumpahan dan kebocoran kecil : Bila kebocoran tidak besar, tutup dengan tanah kering, pasir kering atau material lain yang tidak terbakar diikuti dengan lembaran plastik untuk menghindari penyebaran atau kontak dengan air hujan.
- Tumpahan dan kebocoran besar : Penanganan kebocoran gas atau tumpahan larutan Hcl harus memakai alat pelindung diri terutama pelindung pernafasan, kulit (badan)
- Alat pelindung diri : Respirator kimia penyerap HCL atau respirator udara (SCBA), Kacamata (goggles) atau perisai muka (Full face), gloves (neoprene, nitrile).
4. Penyimpanan Dan Penanganan Bahan
- Penanganan bahan : Bekerja dengan gas atau uap HCl harus dalam lemari asam. Waspada terhadap kebocoran gas.
- Pencegahan terhadap pemaparan :Gunakan SCBA dan pakaian pelindung
- Tindakan pencegahan terhadap kebakaran dan peledakan
- Penyimpanan : Simpan di tempat dingin, berventilasi dan lantai gedung harus tahan asam.
- Syarat khusus penyimpanan bahan : Jauhkan dari bahan oksidator dan bahan alkali, serta sianida, sulfida, formadehid, logam natrium, merkuri sulfat dan amonium hidroksida. Periksa kebocoran wadah asam.
5. Pengendalian Pemajanan Dan Alat Pelindung
Diri
- Pengendalian teknis : Gunakan Ventilasi umum yang mencakup untuk menjaga debu ke tingkat serendah mungkin.
- Alat pelindung Diri : Respirator kimia penyerap HCl atau respirator udara, kacamata (goggles), Jas lab, perisai muka (full face), sarung tangan karet (neoprene gloves)
E. Natrium Klorida (NaCl)
KOMPOSISI BAHAN
NaCl 100%
SIFAT FISIKA DAN
KIMIA:
- Keadaan fisik dan penampilan : Solid. (Bubuk kristal padat.)
- Bau: Sedikit.
- Rasanya: Asin.
- Berat Molekul: 58,44 g / mol
- Warna: Putih.
- pH (1% soln / air): Netral 7
- Titik Didih : 1413 ° C (2575,4 ° F)
- Melting Point : 801 ° C (1473,8 ° F)
- Spesifik Gravity: 2.165 (Air = 1)
- Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
- Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin, air panas.
- Larut dalam gliserol, dan amonia. Sangat sedikitlarut dalam alkohol. tidak larut dalam Asam klorida.
PENANGANAN:
- Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak.
Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air
sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan
medis dengan segera.
- Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit
dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang
terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu
melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan
kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan
perawatan medis dengan segera.
- Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi
kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera
- Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika
tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
- Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman
secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang
atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak
bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
PERINGATAN:
Ini mungkin berbahaya bagi orang yang
memberikan bantuan lewat mulut ke mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah
racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis segera.
- Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh
personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut
kepada korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi,
ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul
Langganan:
Postingan (Atom)